Sragen – Karanganyar 1

By batikfractal On 30 Sep 2022

DUKUNG PEMBATIK DI SRAGEN DAN KARANGANYAR,
BADAN OTORITA BOROBUDUR DATANGKAN TIM AHLI UNTUK KEMBANGKAN MOTIF MEMANFAATKAN TEKNOLOGI

1a Artikel BOB-BatikFractal 1 Launching Program
1c Artikel BOB-BatikFractal 1 Launching Program

Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar barangkali lebih sering dikenal publik karena pilihan wisata alam dan kulinernya yang beragam. Belum banyak yang tahu bahwa dua kabupaten di Jawa Tengah ini juga menyimpan potensi batik yang amat kaya. Dilansir dari Solopos, setidaknya ada lebih dari 100 UMKM batik yang menyerap ribuan tenaga kerja pembatik lokal. Jika ditotal, ada lebih dari 1000 perajin batik yang hampir seluruhnya memiliki pabrik batik mikro yang ditaruh di belakang atau samping rumah-rumah warga.

Paling tidak, telah satu dekade ini pembatik di kabupaten Sragen dan Karanganyar ini jadi pemasok utama pasar batik di Solo, Yogyakarta, bahkan hingga ke Jakarta. Batik dari daerah sini laris karena mempertahankan teknik batik tradisional, baik berupa batik tulis, batik cap, atau kombinasi. Selain itu, kualitas motif dan kain yang dipakai jadi pembeda. Mengusung prinsip Blaka Suta alias apa adanya, para pembatik di dua kabupaten ini umumnya banyak mengeksplor bentuk natural seperti tumbuhan, hewan, benda atau fenomena alam sebagai motif.

 

“Tim ahli juga akan mendampingi perajin batik terpilih untuk melangsungkan lokakarya literasi teknologi digital dalam produksi batik, salah satunya dengan penggunaan piranti lunak (software) jBatik”

 

Tren desa wisata yang menjamur juga direspon pemerintah di Sragen dan Karanganyar memanfaatkan potensi mereka. Di Sragen misalnya, muncul nama Desa Kliwonan, Desa Pilang, dan Desa Pungsari yang digarap jadi desa wisata batik. Di sana, kesibukan dan proses kreatif produksi batik dikemas sehingga pengunjung bisa mengikuti alur. Harapannya, tak hanya mengenal batik sebagai warisan nusantara tapi juga mengerti makna hingga cerita di balik pembuatan lembar-lembar kain tersebut.

Sementara itu, di Kabupaten Karanganyar sendiri telah terkenal dengan batik, salah satunya di Kecamatan Matesih. Desa Girilayu yang berlokasi di kecamatan ini jadi primadona berkat warganya berbondong-bondong jadi produsen batik. Desa-desa wisata batik ini cukup banyak dikunjungi wisatawan, sampai akhirnya pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu.

Dengan infrastruktur dan ekosistem yang sudah terbangun, tak salah jika menyebut batik benar-benar jadi bagian keseharian warga Sragen dan Karanganyar.

Potensi ini ditangkap oleh Badan Otorita Borobudur (BOB) yang lalu merilis program peningkatan kapasitas fesyen ekraf batik Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar pada Juni 2022 lalu. Program ini dilaksanakan sebab kawasan destinasi wisata Sangiran yang ada di Sragen dan dekat Karanganyar masih termasuk ke dalam zona koordinatif wilayah kerja Badan Otorita Borobudur. Pengembangan kapasitas fesyen ekraf batik di dua daerah ini diharapkan dapat mendukung pengembangan destinasi wisata Sangiran ini.

Selain menggandeng pemerintah daerah, pihak Badan Otorita Borobudur menggandeng tim ahli yang akan bertugas menjadi mentor dan mendampingi peserta dari UMKM batik terpilih mengembangan usaha mereka.

Beberapa target yang ingin dicapai adalah peningkatan kapasitas desain motif, pengembangan jenis produk, arsip batik, hingga branding dan manajerial media sosial sebagai usaha untuk menjangkau pasar modern yang lebih banyak mengandalkan kanal daring.

Tim ahli juga akan mendampingi perajin batik terpilih untuk melangsungkan lokakarya literasi teknologi digital dalam produksi batik, salah satunya dengan penggunaan piranti lunak (software) jBatik. Software jBatik ini awalnya dirancang oleh Batik Fractal untuk membantu perajin melakukan proses desain motif batik. Diharapkan, peserta bisa mengelaborasi penggunaan teknologi ini sehingga pengembangan desain motif batik bisa semakin kreatif.

Program ini dijalankan secara bertahap dari bulan Juni hingga Oktober mendatang. Di akhir, akan ada pameran ekraf fesyen dari para peserta yang terpilih untuk merilis produk-produk baru hasil lokakarya bersama tim ahli dan Badan Otorita Borobudur.

Share this articles :

Impact

Academic Impact

Community

Government

NGO