Sragen – Karanganyar 3

By batikfractal On 02 Oct 2022

BADAN OTORITA BOROBUDUR LATIH PEMBATIK GUNAKAN JBATIK UNTUK KEMBANGKAN MOTIF BATIK SRAGEN & KARANGANYAR

32 Artikel BOB-BatikFractal 3 Pelatihan Pertama
31 Artikel BOB-BatikFractal 3 Pelatihan Pertama

Setelah melalui beberapa tahap, akhirnya program pelatihan desain batik pertama telah dilaksanakan pada 17-24 Juli lalu. Pelatihan ini adalah rangkaian program Peningkatan Kapasitas Ekraf Fesyen Batik Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar yang diselenggarakan oleh Badan Otorita Borobudur (BOB). Pihak BOB menggandeng tim ahli dari lima bidang, yaitu motif, produk fesyen, bisnis, pemasaran, dan sosial media untuk melakukan pendampingan intens.

Sebanyak 13 orang peserta yang ikut adalah perwakilan pembatik Sragen dan Karanganyar. Dari hasil survey yang dilakukan tim ahli sebelumnya, ada beberapa kelompok batik yang terpilih ikut program ini. Mereka adalah Batik Batara Kresna, Batik Prada Prapto, dan Batik Nurul Hidayah dari Sragen. Sementara dari Karanganyar ada Batik Sekar Tanjung, Sanggar Kerajinan Sumber Buluh, Batik Girilayu, dan New Coral Ecoprint.

“Pelatihan ini didesain supaya jadi kegiatan jangka panjang, dari awal proses hingga barang jadi dan terdistribusi. Susunan programnya kami sesuaikan dengan kebutuhan pembatik, sesuai dengan hasil survey tim ahli,” terang Bisma Jatmika, Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB saat pembukaan acara di Museum Sangiran klaster Dayu, 17 Juli lalu.

Di lokasi yang sama, pelatihan desain batik petama dilakukan tim ahli selama tiga hari. Sementara tiga hari setelahnya, tim ahli pindah lokasi ke Kabupaten Karanganyar untuk melatih peserta pembatik di sana. Ada dua lokasi pelatihan, yaitu di Kafe Toya Wening Desa Sumberbuluh, Kec. Mojogedang, serta di Desa Ngasem, Kec Jumantono, Karanganyar.

Silabus materi yang disusun tim materi menekankan pada elaborasi teknologi dalam proses desain motif batik. Kali ini, software jBatik yang akan dikenalkan ke pembatik.

 

“Selama satu minggu, tim ahli BOB mendampingi pembatik menggunakan software jBatik. Pelatihan yang mengkombinasikan tradisi dan teknologi ini diharapkan punya dampak panjang dan berkelanjutan.”

 

Software jBatik sendiri dikembangkan oleh perusahaan Batik Fractal. Software desain ini diciptakan sebagai solusi untuk tahap paling menantang yang umum dialami oleh pembatik, yaitu tahap menggambar, desain motif, dan layouting motif di kain. JIka sebelumnya proses ini dilakukan secara manual, memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak, kini dimudahkan dengan proses digital ini.

Sebelum berlatih dengan jBatik, tim ahli mengajak pembatik memahami kembali konsep motif batik. “Motif batik apapun, sesungguhnya adalah kombinasi dari titik, garis, dan bidang. Kita berangkat dari tiga hal itu, lalu dikombinasikan hingga jadi beraneka motif batik yang cantik,” jelas Ben, salah satu tim ahli BOB.

Di hari pertama pelatihan, baik di Sragen dan Karanganyar peserta diminta membuat motif apa saja dari tiga bentuk geometris saja. Pelatihan berlangsung santai dan semarak sebab peserta terlihat kesulitan mengeksplorasi. Menggambar motif batik, memang nyatanya selalu jadi tahap yang paling sulit dari proses membatik.

“Dilatih gambar motif manual sampai pakai teknologi, ternyata dari awalnya susah sekali, kok jadi mudah ya?” Erlan, salah satu peserta menyampaikan kesannya sambil tertawa.

Software jBatik memang didesain untuk membatu pembatik mengembangkan berbagai motif dengan fungsi-fungsi sederhana seperti iterasi, clone, parameter, juga repetisi. Hasilnya, di hari terakhir para peserta bisa menciptakan aneka motif batik. Banyak motif bunga, dedaunan, tumbuhan, dengan aksen dekoratif yang muncul. Sesuai dengan karakteristik batik Sragen dan Karanganyar yang sudah mengakar.

Peserta juga berlatih mengaplikasikan skema warna dari tim ahli, sehingga kombinasi warna bisa semakin representatif dan estetik. Skema warna ini didapat tim ahli setelah melakukan riset karakteristik batik Sragen dan Karanganyar sebelum pelatihan dimulai.

Salah satu peserta juga menyampaikan bahwa penggunaan software jBatik tak terlalu sulit. Tantangan yang ia rasakan adalah jenis laptop atau komputer yang kadang belum memenuhi syarat untuk dipasangi software jBatik, “Awalnya agak nge-lag, tapi akhirnya lancar kok!”

Tak hanya batik, software jBatik juga dikenalkan ke kelompok New Coral yang bergerak di bidang eco-print. Dengan tahap yang kurang lebih sama, tim ahli mengenalkan fungsi dan pentingnya layout motif di kain untuk menghasilkan kain eco-print yang lebih apik lagi.

Saat pelatihan di Kelompok New Coral yang berada di Karanganyar, tim ahli bersama peserta juga sempat meramban atau berburu daun-daun yang bisa jadi bahan eco-print di kebun sekitar rumah. Daun-daun ini kemudian dibuat tabel klasifikasinya untuk pengarsipan sekaligus data produksi New Coral.

“Warna daun atau bunga, serta hasil jadi di kain itu bisa berbeda. Makanya penting menciptakan tabel klasifikasi, supaya tidak lupa dan jadi standar kualitas produksi, mau warna seperti apa, mau bentuk seperti apa, tinggal lihat,” jelas Bella, salah satu tim ahli yang mendampingi proses eco-print.

Beberapa tumbuhan yang berhasil dikualifikasikan adalah bunga gerbera atau hebras yang awalnya berwarna kuning, akan berubah hijau. Sementara bunga mawar merah, akan jadi ungu di kain. Ada juga daun kihujan yang jadi hijau dengan berbagai gradasi di kain. Kekayaan warna dan bentuk ini penting untuk diarsipkan, sama pentingnya dengan menjaga ekosistem di sekitar tempat produksi.

Setelah berproses bersama selama tujuh hari, tiap peserta menciptakan satu motif batik dan ecoprint dengan software jBatik. Motif digital ini lalu dicetak, dan akan diwujudkan menjadi kain batik dengan teknik masing-masing pembatik. Ada yang batik tulis, cap, dan eco-print.

 

Pelatihan desain motif ini baru merupakan tahap awal. Nantinya, kain batik dengan motif baru buatan para peserta akan diolah menjadi purwarupa, dan akhirnya akan dipamerkan setelah jadi berbagai produk baru di akhir program kelak.

Share this articles :

Impact

Academic Impact

Community

Government

NGO